JAKARTA – Indonesia dihadapkan pada tantangan penanggulangan bencana yang tidak hanya diakibatkan oleh faktor bahaya dari alam, tetapi juga bencana yang disebabkan oleh faktor non-alam yakni pandemi COVID-19. Berdasarkan data dari Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), sepanjang tahun 2021 terdapat 2008 kejadian bencana yang terjadi dengan didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Ancaman hidrometeorologis tersebut antara lain berupa banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, cuaca dan iklim ekstrim, gelombang ekstrim atau gelombang laut berbahaya serta abrasi.
Maka sebagai sarana koordinasi antar BNPB dan BPBD beserta stakeholder terkait, baik pusat maupun daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, diselenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (RAKORNAS PB) Tahun 2023 sekaligus Pameran Industri Kebencanaan Tingkat Asia dan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR) yang dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, yang bertempat di Arena Jakarta Internasional Expo Kemayoran Hall. Kamis (02/03/2023).
Bupati Kuningan H. Acep Purnama, SH., MH di dampingi Kapolres Kuningan AKBP. Dhany Aryanda, S.I.K, Dandim 0615 Kuningan Letkol Inf. Bambang Kurniawan, SE., MA serta Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Indra Bayu Permana, S.STP turut hadir pada Rakornas PB 2023 tersebut dengan mengangkat tema “Penguatan Resiliensi Berkelanjutan dalam Menghadapi Bencana”.
Dalam laporannya Kepala BNPB Letjen TNI Suhayanto, S.Sos., M.M bahwa RAKORNAS ini dihadiri oleh 4000 peserta yang terdiri dari Mentri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur, Bupati, Walikota dan Kepala Pelaksanaka BPBD se-Indonesia. Menurutnya kegiatan RAKORNAS yang juga diisi dengan pameran teknologi kebencanaan ini dapat menginisiasi mengenai alat-alat penanggulangan bencana dalam negeri yang sesuai dengan karakteristik bencana di Indonesia.
Ia juga sampaikan bencana non alam yang terjadi di Indonesia seperti COVID-19 serta Penyakit Kuku dan Mulut bisa di tanggulangi dan dikendalikan dengan baik melalui kerjasama dan kolaborasi antar stakeholder.
Sementara itu Presiden dalam arahannya menyampaikan, pada tahun 2022 telah terjadi 3.344 bencana, namun yang perlu diperhatikan bahwa bencana yang paling ditakuti juga oleh seluruh negara adalah bencana perubahan iklim, karena menyebabkan frekuensni bencana alam naik drastis begitupun dengan Indonesia menempati 3 teratas rawan bencana dengan 81 persen frekuensi bencana alam.
“Saya mengajak pada seluruhnya, untuk terus siaga dan waspada sebagai kunci mengatasi kebencanaan, dengan mengelola prosedur mulai dari tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana yang harus dikelola dengan baik. Sangat penting mengedukasi masyarakat sebagai langkah-langkah antisipasi untuk meminimalisir korban dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana, juga peringatan dini yang harus cepat dengan skenario yang harus disiapkan ketika ada bencana”, Ujar Presiden.
Ia juga mengingatkan, harus diperhatikan tata ruang dan konstruksi yang harus sesuai dengan kondisi alam, apabila terjadi kerawanan seperti tanah longsor dan potensi bencana lainnnya untuk tidak diberikan izin pembangunan, dan daerah harus menyiapkan kebijakan terkait konstruksi bangunan yang anti gempa.
Di akhir sambutannya Presiden berpesan kepada pemerintah daerah dan BPBD harus menjadi ujung tombak penanggulangan bencana mulai dari identifikasi potensi bencana, siapkan pendanaan, serta masukan resiko bencana dalam rencana pembangunan dan investasi. Juga terkait dana bersama bencana yang penting, gunakan sebesar-besarnya untuk masyarakat dengan mensederhanakan aturan dan tepat sasaran.
Sementara itu Bupati seusai mengikuti RAKORNAS mengatakan, “Alhamdulilah kami mendapatkan pencerahan dari pak presiden terkait penanggulangan bencana, mudah-mudahan melalui acara ini dapat memberikan masukan serta solusi penanggulangan bencana di Kuningan”.
“Penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita semua sebagai warga negara, saya berharap dengan adanya Rakornas Penanggulangan Bencana ini, kita dapat saling berbagi pengalaman dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana di masa depan” Tutup Acep diamini kapolres, dandim dan kalak BPBD. (BagProkompim/SetdaKuningan)