NUSAHERANG- Pelestarian alam menjadi salah satu agenda penting pada pelaksanaan Festival Rajabrana Situ Wulukut 2023. Festival yang dilaksanakan 17-19 November di obyek wisata Situ Wulukut, Desa Kertayuga, Kecamatan Nusaherang itu, digelar Pemerintah Desa Kertayuga bekerjasama dengan komunitas budaya dan pecinta lingkungan.
Kepala Desa Kertayuga Suherman, dalam acara pembukaan festival, Jumat (17/11/2023) sore mengemukakan, Festival Rajabrana merupakan ajang memperkenalkan budaya dan obyek wisata Situ Wulukut, sekaligus memperkenalkan keindahan alam Desa Kertayuga yang memiliki Ekowisata pertanian dan perkebunan Kopi.
“Festival Rajabrana ini mengambil Tema “Mapag Cituah” yang bermakna adalah suatu bentuk kepedulian manusia terhadap alam, terutama menjaga keberlangsungan air sebagai sumber kehidupan. Jadi melalui festival ini, kami juga sekaligus mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan alam di sekitar, baik hutan, pertanian, perkebunan, dan air sebagai sumber keberlangsungan hidup,” terang Suherman.
Lebih lanjut Suherman menjelaskan, Festival Rajabrana yang akan digelar selama tiga hari itu, diawali dan diakhiri dengan doa bersama, dimana dalam rangkaiannya akan diisi dengan pagelaran budaya seperti, tari nyiru, tari petani, tari saman, tari jaipong, acara adat Desa Kertayuga, dan aneka lomba.
“Untuk pagelaran budaya, di dukung Sanggar Dewata Soentca juga memperkenalkan tari-tarian asli desa Kertayuga seperti acara lengser,” ujarnya.
Suherman berharap, melalui festival Rajbrana, dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya warga Desa Kertayuga dalam menjaga dan melestarikan alam serta merawat budaya karuhun (nenek moyang) agar tetap terjaga sepanjang masa.
Tampak hadir dalam acara pembukaan festival tersebut, sejumlah perwakilan kepala SKPD dilingkup Pemkab Kuningan, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Nusaherang, perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kuningan, komunitas pecinta llingkungan, tokoh budaya Kuningan, peserta kemah dari 4 negara (Palestina, Turki, Kazakhstan, Venezuela), masyarakat setempat serta undangan lainnya. (Bid IKP/Diskominfo)












