KUNINGAN,- Usianya sudah mencapai 650 tahun, namun Desa Sagarahiang kini masih menjaga dan melestarikan nilai-nilai tradisi dan budaya sebagai amanah leluhur. Hal ini dapat disaksikan di acara milangkala Desa dengan sarat tembang tujuh kawih sebagai pitutur dalam kehidupan yang diiringi dengan gamelan. Minggu (14/8/2022) malam.
Salah seorang Tokoh Desa Sagarahiang, Sukana menuturkan, kegiatan milangkala Desa Sagarahiang ke-650 ini sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada desa baik kesuburan , kesehatan dan nikmatnya beribadah dan lainnya.
“Selain itu sebagai bentuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal dengan menghargai para karuhun yang telah memberikan kebaikannya untuk Desa Sagarahiang. Jadi dalam kesempatan ini juga menyampaikan tanda kehormatan kepada para karuhun sekitar ada 45 orang, bahkan bisa lebih,” ungkapnya.
Adapun Amanat Karuhun dalam rangkaian kegiatan milangkala desa, ia menyebutkan yakni menyampaikan tujuh kawih sebagai bentuk petuah, diantaranya Sanggolewang – dalam beribadah harus khusu, Sali Asih – mengingatkan harus Silih Asih, Silih Jaga dan silih menyelamatkan, Tunggul Kawung– harus kuat menjalankan kehidupan, Engko– hidup dengan nilai kesederhanaan dengan sedikit cukup, banyak bisa menyimpan, dan jangan berpoya-poya.
Selain itu ada Panangis-harus bisa menghadapi hidup, jangan sampai berakhir pada kesengsaraan, Goyong goyong-menjalani kehidupan dengan menjaga kegotong royongan. Dan terakhir Raja Pulang-dimana kalau menjalankan keenam kebaikan itu akan menjadi sosok yang disukai masyarakat dan dikenang tak ubahnya seperti raja setelah pulang kerahmatullah.
Bupati Kuningan H. Acep Purnama mengatakan, Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke. Kalimat ini merupakan Bahasa Sunda Kuno yang berarti ada dahulu ada sekarang, tak ada dahulu tak ada pula sekarang. Kegiatan milangkala ini merupakan bagian bagaimana kita mengingat para karuhun. “Bagaimanapun semua ini tak lepas ada peran mereka. Dalam kesempatan ini, bahkan kapanpun untuk mendoakan leluhur. Semoga arwahnya diterima dan dimasukkan dalam surga-Nya,”katanya.
Bupati Acep menyampaikan terima kasih kepada para sepuh, pemerintah desa, generasi muda dan masyarakat yang masih menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi sebagai kekayaan kearifan lokal. Selain itu melalui kegiatan ini, banyak nilai-nilai kehidupan yang dituturkan leluhur melalui syair kawih bagaimana menata sebagai diri, menata bermasyarakat dan menata bernegara. (IKP/DISKOMINFO)