CIDAHU – Rasa haru dan bangga mewarnai peringatan Hari Lahir Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) ke-16 yang digelar di Yayasan Hasan Mawardi, Desa Cihideunghilir, Kecamatan Cidahu, Kamis (16/10/2025). Diisi dengan Santunan Anak Yatim dan Dhuafa
Peringatan TKSK dihadiri oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., bersama jajaran Forum Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (FTKSK) Kabupaten Kuningan, tokoh masyarakat, dan para pilar sosial.
Bagi para TKSK, momen ini bukan sekadar ulang tahun, melainkan refleksi atas 16 tahun perjalanan pengabdian tanpa pamrih di tengah masyarakat. Mereka hadir sebagai jembatan empati antara pemerintah dan warga yang membutuhkan.
Ketua FTKSK Kabupaten Kuningan, Nana Hendriana, menuturkan bahwa sejak berdiri pada 9 Oktober 2009, TKSK telah menjadi pelayan sosial di tingkat kecamatan.
“Kami terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan pilar sosial lainnya untuk memperkuat data serta layanan sosial. Tujuannya satu: agar masyarakat benar-benar berdaya dan mandiri,” ujar Nana.
Ia mencontohkan keberhasilan pendampingan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) melalui Program Sorabi, yang berhasil membantu ratusan penerima manfaat agar tetap produktif dan bertahan secara ekonomi.
“Dari 376 penerima manfaat, semuanya masih berjualan dan menjalankan usahanya. Kami berharap ada pembinaan lanjutan agar mereka makin disiplin dalam mengelola keuangan,” tambahnya.
Nana juga berharap agar Pelayanan Sosial Kelurahan/Desa (Puskesos) dapat diperluas ke seluruh desa di Kuningan, sebab saat ini baru hadir di sekitar 50 desa. “Kalau setiap desa punya Puskesos, masyarakat tidak perlu jauh-jauh datang ke dinas. Layanan sosial bisa cepat, mudah, dan tepat sasaran,” jelasnya.
Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si. menyampaikan apresiasi kepada seluruh TKSK yang telah mendedikasikan diri menjadi “pelita” bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Wilujeng ulang tahun ka-16 kanggo sadayana TKSK. Kami bangga pada para pejuang sosial yang tetap konsisten meski dengan segala keterbatasan. Kalian adalah penerang di tengah arus individualisme dan hedonisme yang makin kuat,” ucap Bupati dengan nada penuh penghargaan.
Bupati mengatakan, bahwa ukuran pembangunan tidak semata-mata diukur dari banyaknya jalan dan gedung, melainkan dari tingkat kebahagiaan dan ketenangan batin masyarakat.
“Indikator kesejahteraan itu bukan hanya infrastruktur, tapi bagaimana rakyat merasa cukup, tenang, dan bahagia. Pembangunan sosial sejatinya membangun manusia agar berdaya dan berbahagia,” sebutnyam
Dalam pandangannya, penanganan masalah sosial memerlukan sinergi bersama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
“Ketika tumbuh rasa empati dan gotong royong, maka persoalan sosial akan makin ringan. Pilar-pilar sosial seperti TKSK, PSM, PKH, dan Tagana punya peran besar dalam menumbuhkan nilai itu,” ujarnya.
Bupati juga mengingatkan agar para tenaga sosial tidak patah semangat meski bekerja dengan sarana terbatas. “Jangan pernah merasa kecil hanya karena fasilitas kurang. Justru dari keterbatasan itulah muncul ketulusan dan cinta pada profesi. Bekerjalah dengan hati dan nurani, sebab sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” tuturnya.
Akhir acara Harlah TKSK ke-16 dilakukan penyerahan santunan kepada anak yatim dan dhuafa, sebagai simbol nyata bahwa semangat pengabdian sosial masih menyala di Kabupaten Kuningan. (IKP/DISKOMINFO/PROKOMPIM)