KUNINGAN – “Pengembangan Integrated Farming Desa Babakanmulya Sebagai Program Unggulan TPID Kabupaten Kuningan,” menjadi tajuk utama dalam pertemuan High Level Meeting yang digelar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kuningan. Bertempat di Obyek Wisata Bumi Pelangi Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana. Selasa (20/06/2023)
Turut hadir dalam pertemuan HLM tersebut Wakil Bupati Kuningan, H. M. Ridho Suganda, SH., M.Si., diikuti Sekretaris Daerah Kab. Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Hestu Wibowo, Perwakilan OJK Cirebon, Perwakilan BPS Kuningan, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Kuningan Dr. Ukas Suharfaputra, MP., Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Drs. H. Ahmad Juber, M.Si., Kepala Bagian Perekonomian Setda Kuningan Aries Susandi, ST., M.Si., Camat Jalaksana, Kepala Desa Babakanmulya, para Ketua Kelompok Tani, serta undangan lainnya.
Dalam mengawali pemaparan Wabup Kuningan menyampaikan High Level Meeting ini sangat penting untuk dilaksanakan guna mencari solusi dan menyusun strategi kebijakan dalam menghadapi permasalahan inflasi secara aktual. Oleh karena permasalahan inflasi ini sangat fluktuatif, jika memungkinkan HLM ini harus dirutinkan setiap trimester.
“Saya berterima kasih kepada BI Cirebon karena telah memfasilitasi pelaksanaan High Level Meeting TPID ini dan mengapresiasi atas kehadiran saudara semuanya anggota TPID Kabupaten Kuningan yang masih tetap konsisten bersama-sama melangkah dalam upaya pengendalian inflasi. tpid ini telah dan akan selalu dituntut untuk bekerja keras dalam mengendalikan inflasi.” Ujar Wabup Ridho
Berdasarkan data perkembangan inflasi Kota Cirebon sebagai patokan inflasi Kabupaten Kuningan, bahwa inflasi bulan mei secara year on year sebesar 4,57%. ini lebih tinggi dari inflasi Provinsi Jawa Barat sebesar 4,32% dan Nasional sebesar 4%. adapun komoditas penyebab utama inflasi tersebut di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah dan cabai merah.
Menurut Wabup, komoditas cabai dan bawang ini selalu menjadi penyebab utama inflasi melonjak tinggi. Berdasarkan neraca pangan tahun 2022, Kabupaten Kuningan pun mengalami defisit komoditas bawang merah dan bawang putih. “Oleh karena itu, sebagai langkah konkrit, kita upayakan peningkatan produktivitas di sektor hulunya, khususnya pada komoditas cabai dan bawang.” terang Wabup.
Sesuai Pertimbangan tema bahasan dan pemilihan lokasi pelaksanaan HLM yang dilaksanakan di Bumi Pelangi Desa Babakanmulya, karena Desa Babakanmulya merupakan salah satu wilayah unggulan penghasil cabai dan bawang merah Kabupaten Kuningan, selain sebagai penghasil jagung pipil dan ubi jalar. Untuk lebih detailnya, Dinas ketahanan pangan dan pertanian akan memaparkan potensi dan prosfek pertanian Desa Babakanmulya.
“Uniknya Desa Babakanmulya juga mempunyai potensi wisata desa bumi pelangi. Dua potensi ini tentu sangat prospektif untuk lebih dikembangkan secara linear dan terpadu. Dengan sarana dan prasarana serta produktivitas pertanian yang baik tidak menutup kemungkinan potensi pertanian ke depannya bisa diintegrasikan dengan wisata desa bumi pelangi menjadi wisata pertanian terpadu atau agrowisata. Namun, hal itu tentunya membutuhkan dukungan banyak pihak dan bisa menjadi target jangka panjang.” tuturnya.
Lebih lanjut Wabup mengemukakan, sebagai target jangka panjang serta langkah konkrit dan menjadi solusi upaya pengendalian inflasi sekaligus sebagai program unggulan TPID Kabupaten Kuningan, dengan berbagai pertimbangan teknis dan prosfek ke depannya, harus ada inisiasi program pengembangan pertanian terpadu (Integrated Farming) untuk Desa Babakanmulya.
Kemudian Wabup berpesan kunci keberhasilan dari suatu program adalah kesungguhan dan ketekunan dalam merencanakan dan melaksanakan serta pengawasan program itu sendiri, sehingga jika sumber daya kita terbatas, harus perbanyak kolaborasi.
Acara dilanjut dengan simbolis penyerahan bantuan sarana pendukung pertanian dari Bank Indonesia oleh Wakil Bupati Kuningan dan Kepala Perwakilan BI Cirebon. (BagProkompim/SetdaKuningan)
